Rejang Lebong – PjS. Bupati Rejang Lebong (RL), Herwan Antoni, optimis Kabupaten RL mampu menekan angka prevalensi stunting tahun 2024. Ini disampaikan saat membuka pemanduan kegiatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting RL tahun 2024 di halaman Kantor Camat Curup Tengah, Senin pagi, 14 Oktober 2024.
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas P3APPKB ini dihadiri Sekretaris Perwakilan BKKBN Prov Bengkulu, Nesianto, SE, MM, dan Camat Curup Tengah, Mardiana, S.KM, M.KM. Serta Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kabupaten RL, Almaidi, para kader BKB, Jajaran Puskesmas Curup Tengah dan penyuluh KB.
‘’Prevalensi itu merupakan kejadian atau kasus baru ditambah kasus lama. Jadi, kasus baru berupa bayi baru lahir stunting ditambah balita yang lahir normal tapi dalam perkembangannya menjadi stunting dan di Rejang Lebong, kasus baru dan kasus lama sama-sama tinggi,’’ terang Herwan yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu ini.
Herwan meminta, seluruh jajaran Satgas Stunting dan pihak terkait agar sama sama melakukan pengawalan, pemeriksaan dan pengawasan secara optimal. Dengan melibatkan tim TPK, bidan desa, kader BKB, ahli gizi, dan kader Posyandu.
Khususnya, sambung Herwan, pemantauan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir dan balita, harus dilakukan dengan optimal diseluruh Posyandu. Pemeriksaan dan pengukuran harus dilakukan minimal 80 persen dari total populasi ibu hamil dan balita.
‘’Pengawalan maksimal itu harus dimulai dari persiapan remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga balita. Agar diketahui secara detail ada dan tidaknya, balita stuting atau berapa angka stunting yang bisa ditekan dan diturunkan di desa dan kelurahan itu.
Jika ini dilakukan bersama, lanjut Herwan, maka Pemkab RL optimis, angka stunting dapat ditekan dan diturunkan. Ditambah dengan masyarakat yang harus menyiapkan pembentukan keluarga berkualitas.
‘’Yakni, keluarga sehat, cerdas dan produktif, sehat secara fisik, sehat secara mental dan sehat secara sosial. Jadi, bukan sekedar mengikuti siklus hidup semata, melainkan pembentukan keluarga itu harus dipersiapkan dan direncanakan secara baik,’’ imbuh Herwan.
Sementara itu Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Nesianto, SE, MM meminta DP3APPKB untuk dapat merealisasikan program disisa waktu 2024.
‘’Program yang belum tercapai harus direalisasikan disisa waktu yang ada, mulai dari program Bangga Kencana, percepatan penurunan stunting dan pengelolaan dana alokasi khusus (DAK). Sehingga pada Desember 2024 seluruh program sudah tercapai 100 persen, dimana saat ini diketahui pengelolaan DAK baru 49 persen,’’ jelas Nesianto.
Program Bangga Kencana, kata Nesianto, sudah dilaksanakan secara nasional sejak tahun 1972. Saat ini, program Bangga Kencana di Provinsi Bengkulu sudah berjalan secara mandiri.
Hanya saja, ungkap Nesianto, prevalensi stunting masih naik, meskipun kasus di 2024 menurun dibanding tahun 2023. Tahun 2023 angka stunting di Provinsi Bengkulu 19,8 persen dan naik menjadi 20,2 persen atau naik 0,4 persen di tahun 2024.
‘’Masalah stunting ini menjadi beban kita semua. Sebab, kalau bayi lahir stunting susah untuk dinormalkan. Jadi, kurang dari 20 persen anak stunting bisa dinormalkan,’’ ungkap Nesianto.
Untuk itu, tambah Nesianto, perlu dilakukan langkah strategis percepatan penurunan stunting, oleh tim percepatan penurunan stunting provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa dan kelurahan. Termasuk bidan desa, kader PKK, dan kader BKB, agar sama-sama melakukan pengawalan, pengawasan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, bayi lahir, paska persalinan dan balita.
‘’Berikan nutrisi cukup untuk ibu hamil, dan 90 tablet tambah darah serta hingga usia 6 bulan bayi lahir harus diberikan ASI. Dan usia bayi 6 bulan -1 tahun dapat diberikan makanan tambahan berupa 1 butir telur setiap hari untuk membantu tumbuh kembang bayi,’’ tutup Nesianto.
Dilokasi yang sama, Kepala Dinas P3APPKB, Sutan Alim, S.Sos, selaku ketua panitia pelaksana melaporkan, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan dan capaian program pembangunan keluarga, kependudukan, dan KB. Serta percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten. Khususnya program dapur sehat atasi stunting. Plus, bina keluarga lansia melalui sosialisasi 7 dimensi Lansia Tangguh, kelas BKB dan forum koordinasi percepatan penurunan stunting dan registrasi serta pembinaan Faskes.
‘’Diharapkan kegiatan ini dapat melahirkan hasil, berupa, tersampainya informasi tentang menu bergizi pada ibu hamil, keluarga baduta dan balita. Tersampaikannya informasi tentang 7 dimensi Lansia Tangguh dan bertambahnya fasilitas kesehatan yang teregister pada aplikasi SIGA, sekaligus meningkatnya capaian program Bangga Kencana maupun percepatan penurunan stunting.
Dipenghujung acara, bupati menyerahkan bantuan alat teknologi untuk 2 UPPKA. Yakni, UPPKA Matahari Kelurahan Air Bang dan UPPKA Mekar Sari Kelurahan Timbul Rejo.
UPPKA Matahari mendapat 2 kuali, 1 kompor gas yang diterima Ida Syakirun. Sedangkan UPPKA Mekar Sari mendapat bantuan 1 unit chopper.
Serta dilanjut dengan pemberikan menu makan siang sehat untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak balita. Termasuk meninjau stand UPPKA Matahari yang memamerkan produk UMKM berupa susu kedelai, jahe instan, ikan salai dan serta aneka kue tradisional.(dtk)